Random Posts

Announcement:

selamat membaca dan semoga bermanfaat.

Jumat, 04 November 2016

Kembali Memaknai Amanah Pancasila

Ilustrasi
Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Berangkat dari fenomena inilah, banyak yang bertanya, kenapa Indonesia tidak menggunakan syariat Islam saja? Inilah tantangan bagi kaum terpelajar seperti kita untuk mensosialisasikan makna-makna yang terkandung dalam lima dasar yang sangat kita agungkan itu. Mungkin saja, jika negara ini menggunakan dasar yang berasal dari satu agama saja, justru akan semakin memecah belah negara yang sudah diperjuangkan para founding father terdahulu. Jika kita menilik sejarah, perjalanan perumusan ideologi yang akan dianut oleh warga Indonesia sangat panjang. Misalnya sila pertama -sejarahnya- adanya penggunaan syariat Islam, tentu pemberontakan akan terjadi oleh mereka yang non-muslim. 

Sehinggan muncullha gagasan dari sila pertama yang berbunyi 'Ketuhanan Yang Maha Esa'. Fase perlawanan terkait adanya ajaran syariat masuk dalam list Pancasila sudah selesai, lha kok malah ada pemberontakan dengan asumsi bahwa Pancasila adalah ideologi bagi orang sesat. Bagaimana itu bisa terjadi?

Sebelum kita menganggap bahwa Pancasila adalah ideologi bagi orang sesat atau ajaran Thaghut. Lebih baiknya jika kita gali kembali makna-makna yang terkandung dalam lima dasar Indonesia itu. Lebih parahnya lagi, asumsi-asumsi yang menjelek-jelekan Pancasila justru keluar dari orang-orang yang mengaku sebagai orang Islam. Pancasila tidak Islami. Perlu pemahaman mendalam terkait Pancasila. 

Mari kita lihat sila pertama, disebutkan bahwa Pancasila sangat meyakini adanya Tuhan yang esa. Kalau dalam Islam, kita sering mendengar kata 'Tauhid'. Tanpa kita gali lebih dalam apa itu tauhid, jika seseorang sudah mengaku muslim, pasti tahu bagaimana mestinya tauhid itu dipahami. Lalu, Bagaimana Pancasila bisa dikatakan Pancasila ajaran Thaghut? sedangkan Pancasila sendiri mengajarkan kita untuk bertuhan? Lalu, sila kedua yang sangat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, sepanjang perjalanan Islam, ajaran untuk menghormati atau memanusiakan manusia sudah terjadi sejak zaman Rasulullah SAW. masih hidup. Di mana cara Islam memanusiakan budak dan perempuan dapat kita kaji kembali ketika kita bersedia mempelajari sejarah. 

Dalam rangka menghentikan adanya perbudakan, Islam melegalkan adanya perkawinan antara budak dan tuan, efeknya, anak yang dihasilkan dari perkawinan tersebut akan menjadi manusia yang merdeka, meskipun ibunya seorang budak. Lebih lanjut, nabi juga mengajarkan bagaimana memperlakukan budak seperti saudaranya sendiri, misalnya dengan memanggilnya dengan panggilan 'akhi atau ukhti' bukan 'abdi'. Sekiranya ajaran Islam menyikapi budak itu dapat kita ambil makna, bahwa Islam sangat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

'Persatuan Indonesia', Apakah Islam mengajarkan untuk berjalan sendiri dengan menjauhi agama-agama lain? Tentu tidak, Islam sendiri mengajarkan untuk bersatu, bahu-membahu membangun negara yang sudah diperjuangkan para sesepuh. Ketika kita memahami dengan betul, ternyata Islam juga mengajarkan kita untuk berhubungan dengan sesama manusia, 'hablum min al-nas' istilanya. Islam sendiri tidak menutup untuk berhubungan dengan pemeluk agama lain.

Kemudian sila keempat, jika kita terpakan dalam ajaran Islam, kita mengenal dengan konsepsi 'syuro', bahwa kita diajarkan untuk bermusyawarah dan memilih jalan mufakat atau berdasarkan kesepakatan antar-golongan. Sila kelima, kalau Pancasila merupakan ajaran Thaghut, apakah Islam tidak mengajarkan untuk berlaku adil? Anggapan yang tidak benar, cobalah untuk menggali ayat terkait diperbolehkannya seorang suami untuk berpoligami. 
Dijelaskan bahwa Islam dalam kaitannya untuk berlaku adil terhadap kaum hawa, Islam memakai konsep adil sebagai syarat utama diperbolehkannya berpoligami. Suatu hal yang perlu kita telusuri lebih dalam adalah apakah adil itu berarti sama? Konsep adil tidak bisa diartikan dengan sama, karena yang dimaksud adil adalah ketika kita dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya, tepat. (Islach)

Share it Please

Unknown

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.

0 komentar:

Posting Komentar

goleng

Copyright @ 2013 Wacana. Designed by Templateism | Love for The Globe Press