Ilustrasi |
Namun, hal perlu disoroti adalah bahwa ada permainan media yang numpang dalam kasus tersebut.
Media atau stasiun televisi tertentu dengan tidak enggan menyerang pria paruh baya itu. Sedangkan media yang lain, yang sepakat dan pernah menggunakan jasa Mario, pasti akan mendukung dengan kuat untuk mempertahankan reputasi Mario sebagai orang yang baik.
Peta peperangan sudah terkonsep, lalu di manakah Anda memposisikan diri?
Hal ini juga pernah terjadi, ketika pemilu presiden yang diaktori Jokowi dan Prabowo. Ingatkah Anda? Perseturuan sengit antara TipeOne dan Mecrot (bukan nama asli) dalam mensukseskan calon presiden yang mereka yakini atau minimal percaya untuk memimpiin Indonesia lima tahun selanjutnya.
Kasus Mario dan Kiswinar pun juga hampir sama seperti apa yang dahulu pernah terjadi.
Jadi, sebaiknya dalam melihat fenomena yang terjadi dan mampu gemparkan bumi pertiwi ini, kita harus mempunyai banyak sudut pandang. Check and balance harus dilewati dalam rangka menanamkan jiwa skeptis dalam diri manusia yang dianugerahi akal sehat. "Great intelectuals are skeptical" Seorang intelektual sejati adalah mereka yang berjiwa skeptis, kalimat super yang pernah terlontat dari mulut filsuf yang pernah membuat karya berjudul "The Will to Power", Frederich Nietzche.
Jangan pernah gampang percaya terhadap apa yang sudah disampaikan oleh media. Bukan bermaksud untuk mengajak berburuk sangka, hanya saja, skeptis adalah way of life yang harus kita lestarikan.
Merdeka!
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.
0 komentar:
Posting Komentar